Monday, March 2, 2009

Dalam kenangan akan airmata


Sebagai seorang laki laki, aku dahulu begitu terluka jika mengetahui bahwa diriku mengeluarkan air mata. Aku pun sudah berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan air mata jika terjadi sesuatu yang membuat ku sedih atau terluka. Namun ternyata, setelah berjuang bertahun-tahun secara sadar dengan hal ini, hasil yang ku peroleh malah semakin tidak menyenangkan diriku. Aku masih sering menangis karena hal-hal sepele. Aku pada dasarnya adalah seorang yang sangat cengeng. Ingatan-ingatan ku ketika menangispun masih selalu tersimpan rapi di memori.


Kemudian lambat laun ku mulai bisa mengatasi hal ini. Ini setidaknya dalam 1,5 tahun terakhir ini. Aku mengatakan bahwa aku bisa mengatasi sebuah permasalahan bukanlah berarti bahwa aku mampu untuk tidak mengeluarkan air mata jika terjadi sesuatu. Bahkan yang terjadi adalah kebalikannya. Dalam satu tahun terakhir ini malahan aku begitu sering berurai air mata. Terutama jika dalam ketermenungan di tengah kesendirian yang diiringi redupnya sinar bulan di malam hari. Sebagai seroang laki-laki aku lebih sering menangis karena hal-hal yang menurut orang mungkin sepele.


Yang aku maksud bisa mengatasi diatas adalah bahwa aku sekarang tidak lagi terluka ketika menangis. Aku anggap itu merupakan sesuatu yang wajar dan aku sudah bisa memahami dan berkawan dengan tangisan. Ketika menangis, aku tidak lagi berusaha untuk menahannya atau berusaha agar airmata tidak keluar. Aku sekarang membiarkannya mengalir. Biarlah airmata ku mengalir seiring dengan gejolak perasaan yang ada. Aku paham bahwa aku berhak untuk menangis. Aku ngerti bahwa aku perlu menangis.Aku mengerti bahwa aku butuh untuk menangis. Menangis bukanlah hal yang tabu.


Dengan kesadaran akan pemahaman bahwa menangis adalah hak, maka sekarang ini, aku tidak lagi menanggung sejenis perasaan bersalah atau lemah atau cengeng ketika menangis. Menangis bukanlah bukti seseorang itu cengeng atau lemah. Bukti seseoarang itu cengeng atau lemah adalah ketika seseorang tidak mampu menyelesaikan masalah atau tenggelam dalam permasalahan. Bukti seseorang cengeng menurut ku adalah menyerah tanpa ada kata lawan dari dalam dirinya ketika ia didera suatu problem hidup. Menangis hanyalah persoalan emosionalitas kita. Tetapi cengeng atau lemah adalah persoalan tindakan. Orang bisa saja tidak menangis seumur hidupnya tetapi ia merupakan seseorang yang cengeng karena ia tidak pernah melakukan tindakan atau berusaha menangani permasalahanya. Kita bisa menangis karena sedih, gembira, tertawa, kelilipan, bahkan kita sering menangis hanya karena kita menguap karena kantuk. Oh, tangisku, Oh hidupku.


Tangisku

Engkau sering menyelamatkanku

Tangisku

Engkau adalah kedewasaanku

Dalam kenangan akan airmata-airmataku

No comments: